INOVASI BENTUK FIGUR KAYON WAYANG KULIT PURWA GAYA SURAKARTA

ANALISIS UJIAN TERBUKA PROMOSI DOKTOR PANDU PRAMUDITA
"Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta"

*gambar 1 Wayang kulit purwa gaya Surakarta

    Dosen Universitas Indraprasta kini telah Menyelesaikan Studinya Yaitu Bapak Pandu Pramudita yang telah mendapatkan Gelar sebagai Doktor dengan predikat Cumlaude IPK sempurna 4.0. Selamat & Sukses untuk Bapak Dr. Pandu Pramudita, S.Pd., MA. Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Indraprasta atas Promosi Doktor Pengkajian Seni Institut Seni Indonesia Surakarta.

    Analisis Kesimpulan atas ujian promosi doktor di Insitut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini, Bapak Dr. Pandu Pramudita, S.Pd., MA ini mengambil dengan judul "Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang  Kulit Purwa Gaya Surakarta". 

    Kesenian wayang kulit tidak hanya memiliki nilai Adi luhung pada aspek pertunjukan dan sastra tapi juga pada aspek bentuknya. Dalam sering  Perkembangan Zaman Kayon di Surakarta mengalami perubahan bentuk yaitu 

  1. Geni Dadi sucining jagat (1443S/1522M) Sunan Kalijaga
  2. Gapura lima retuning bumi (1659S/1739M) Sri Susuhunan Paku Buwono II
  3. Figur Kayon Gapuran  (1856M) Koleksi NMVW
Bapak Dr. Pandu Pramudita, S.Pd., MA. Ini mengajukan Rumusan masalahnya dengan mengawali asumsi atas dugaannya yaitu : 

  1. Bagaimana inovasi bentuk figur kayon dalam wayang kulit purwa gaya Surakarta? "inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon yang dilihat dari aspek bidang dan isiannya"
  2. Mengapa terjadi inovasi bentuk figur kayonpada wayang kulit purwa gaya Surakarta? "inovasi bentuk figur kayon terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara dialektis oleh seniman wayang dari pengalamannya terhadap bentuk-bentuk figur kayon sebelumnya"
  3. Bagaimana nilai filosotis bentuk figur kayonwayang kulit purwa gaya Surakarta? "nilai filosofis figur kayon berada pada simbolitas unsur-unsur pembentuknya yang ditemukan pada setiap figur kayon meski memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi"
    Dalam hal ini Bapak Dr. Pandu Pramudita, S.Pd., MA. menggunakan metode penelitiannya dengan Metode fenomenologi lokus penelitian material figur kayon pa Suakarta, yang didukung dengan data oral dari informan penelitian. Dijelaskan bahwa Inovasi bentuk figur kayon ini terdapat ragam bentuk yang dilihat dari 6 Aspek Yaitu : 
  1. Ragam Ukuran : Tinggi 75 - 99 cm , Lebar 39 - 59 cm.
  2. Ragam Raut Bidang : ada 3 bentuk Yang dilihat yaitu Wengku, Bedhahan, Kediuengku. Serta ada 3 Tataran yaitu Pucukan (Berbentuk Kerucut), Genukan (Berbentuk Cembung), Lengkeh (Berbentuk Cekung), Palemahan (Berbentuk Bidang Datar) dan Umpak (Berbentuk Tonjolan Kecil).
  3. Ragam Isian : 97 ragam terdiri dari: tumbuhan (20), hewan (43), makhluk mitologis (6), benda alam (11), buatan (13), simbol (4).
  4. Ragam Tatahan : 14 ragam terdiri dari: bubukan, tratasan, untu walang, bubukan iring, mas masan, gubahan, srunen, inten entenan, sekar katu, patran, seritan, sembutyan, pipil, dan sutrik.
  5. Ragam Sunggingan : Sunggingan Api dan Sunggingan Air. 
    Bapak Dr. Pandu Pramudita, S.Pd., MA. Menemukan 4 Hal yang menjadi kaidah bentuk figur Kayon yaitu : 
  1. Bidang Ideal Kayon : Menggunakan Data ukuran teori Golden Ratio untuk membuat bidang idealnya. Ada 2 Golden Ratio yang digunakan yang pertama 2 : 1 dan 5 : 3 yang diujikan sebagai Experimen dengan menggunakan 3 tahap gambar teknik yaitu dasar Grid Sistem, Bidang Dasar dan layoutting. Perbandingan Kedua yang digunakan itu adalah perbandingan 11 : 6 dan 13 : 7 dari 2 perbandingan ini telah  memenuhi syarat bahwa perbandingan itu lebih kecil dari 2 : 1 dan bisa sama dengan 5 : 3 .Dalam Hal ini Bapak Dr. Pandu Pramudita, S.Pd., MA. Menetap bidang ideal Kayon itu dibentuk dari perbandingan 13 : 7.
  2. Struktur Bidang Kayon : Memiliki 3 Struktur yaitu Pucukan (berbentuk Kerucut), Genukan (berbentuk Cembung) dan Palemahan (berbentuk bidang datar).
  3. Komposisi Isian Kayon : Bagian Pojok dengan Formasi Pohon Hayat yang terdiri dari Pohon, Hewan Terbang, Hewan bergelantungan, Hewan Merangkak dan Makhluk Mitologis. Bagian Genukan selalu ada lar, Kolam pada Kayon Blumbangan dan Atap Bangunan pada Kayon Gapuran. Bagian Lengkeh ada objek alam pada Kayon Blumbangan dan Bangunan Pada Kayon Gapuran. Sedangkan, Bagian Palemahan Selalu ada kosong/isian tak terikat.
  4. Sunggingan Kayon : Terdiri dari 4 Warna yaitu Hitam, Merah, Kuning dan Putih.
  5. Wanda Kayon : Ada 2 Pendapat tentang Wanda Kayon yaitu Pendapat 1 Kayon Blumbangan merupakan Wanda Wadon (memiliki bentuk gempal) sedangkan Kayon Gapuran merupakan Wanda Lanang (memiliki bentuk ramping). Pendapat 2 Wanda Kayon hanya dapat diketahui ketika dua Jenin Kayon diperbandingkan.
    Perbandingan - bandingan Kayon dapat disimpulkan Bahwa  inovasi bentuk figur Kayon wayang kulit Purwa gaya Surakarta memunculkan  ragam bentuk figur yang memiliki estetika nya yang disebut dengan Wanda kayon.

    Dalam Video Ujian Terbuka Promosi Doktoral Bapak Dr. Pandu Pramudita, S.Pd., MA. denga berjudul "Inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta" dapat disimpulkan bahwa :
  1. Inovasi bentuk figur Kayon wayang kulit Purwa gaya Surakarta memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki estetikanya yang disebut dengan Wanda Kayon.
  2. Inovasi bentuk figur Kayon pada wayang kulit Purwa gaya Surakarta terjadi karena seniman mengalami pengalaman estetis dan pengalaman artistik sehingga memunculkan dialektika bentuk figur kayon.
  3. Nilai filosofis pada bentuk figur Kayon wayang kulit Purwa gaya Surakarta merupakan pandangan manusia terhadap dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.
Terimakasih.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MITOS, METAFORA, METONIMI DALAM SEBUAH FILM "MENCURI RADEN SALEH"

ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE "FILM MENCURI RADEN SALEH"

KAJIAN SENI RUPA REVIEW JURNAL SEMIOTIKA